Rambusa atau ermot adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan pelbagai nama daerah seperti ceplukan blungsun (Jw.), permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur (Sd.), dan timun dendang atau timun padang (Mal.).
Herba pemanjat yang berbau kurang enak, 1,5–5 m panjangnya. Batang berambut panjang jarang.
Daun tunggal, bertangkai 1–3 cm, berambut panjang. Helaian daun bundar telur, berbagi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung meruncing, pangkal daun bentuk jantung, 3,5-13 × 4,5–14 cm.
Bunga dengan kelopak tambahan berupa daun pembalut 3 helai, berbagi menyirip rangkap dengan taju serupa benang teranyam, 1–3 cm. Tabung kelopak bentuk lonceng lebar. Daun mahkota dengan mahkota tambahan, memanjang 1,5-2,5 cm, putih cerah sering dengan warna ungu di tengahnya. Tangkai sari pada pangkalnya berlekatan, juga dengan putiknya. Tangkai putik 3 berbentuk gada.
Buah buni berbiji banyak terbungkus oleh daun pembalut, bulat lonjong, 1,5–2 cm, kuning jingga apabila masak.
Ekologi dan kegunaan
Diduga berasal dari Amerika Selatan, rambusa kini hidup meliar di banyak tempat. Tumbuhan ini biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, di pasir pantai, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari.
Pada masa lalu rambusa ditanam untuk buahnya, yang manis dan banyak sari buahnya jika masak. Anak-anak menyukainya. Hanya saja, buah yang muda beracun.
Rambusa juga ditanam sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup tanah, untuk melindungi tanah dari erosi yang berlebihan. Pucuknya yang muda kadang-kadang dimanfaatkan sebagai sayuran.
Sumber : Wikipedia
Herba pemanjat yang berbau kurang enak, 1,5–5 m panjangnya. Batang berambut panjang jarang.
Daun tunggal, bertangkai 1–3 cm, berambut panjang. Helaian daun bundar telur, berbagi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung meruncing, pangkal daun bentuk jantung, 3,5-13 × 4,5–14 cm.
Bunga dengan kelopak tambahan berupa daun pembalut 3 helai, berbagi menyirip rangkap dengan taju serupa benang teranyam, 1–3 cm. Tabung kelopak bentuk lonceng lebar. Daun mahkota dengan mahkota tambahan, memanjang 1,5-2,5 cm, putih cerah sering dengan warna ungu di tengahnya. Tangkai sari pada pangkalnya berlekatan, juga dengan putiknya. Tangkai putik 3 berbentuk gada.
Buah buni berbiji banyak terbungkus oleh daun pembalut, bulat lonjong, 1,5–2 cm, kuning jingga apabila masak.
Ekologi dan kegunaan
Diduga berasal dari Amerika Selatan, rambusa kini hidup meliar di banyak tempat. Tumbuhan ini biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, di pasir pantai, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka disinari terik matahari.
Pada masa lalu rambusa ditanam untuk buahnya, yang manis dan banyak sari buahnya jika masak. Anak-anak menyukainya. Hanya saja, buah yang muda beracun.
Rambusa juga ditanam sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup tanah, untuk melindungi tanah dari erosi yang berlebihan. Pucuknya yang muda kadang-kadang dimanfaatkan sebagai sayuran.
Sumber : Wikipedia